Lorem Ipsum is simply dummy text of the printing and typesetting industry. Lorem Ipsum has been the industry's standard dummy text ever since the 1500s, when an unknown printer took a galley of type and scrambled it to make a type specimen book. It has survived not only five centuries, but also the leap into electronic typesetting, remaining essentially unchanged. It was popularised in the 1960s with the release of Letraset sheets containing Lorem Ipsum passages, and more recently with desktop publishing software like Aldus PageMaker including versions of Lorem Ipsum.

Jumat, 28 Desember 2012

Review Jurnal Ekonomi Koperasi (2)


Review 2 : Abstrak, Pendahuluan

Pengaruh Ukuran Koperasi Dan Jenis Koperasi
Terhadap Kualitas Sistem Pengendalian Intern
(Studi Kasus Pada Koperasi Di Purworejo )

Oleh :
Astri Ken Palupi
Anis Chariri, S.E., M.Com, Ph.D., Akt
Fakultas Ekonomi Undip

ABSTRACT
The purpose of this study was to determine whether the size of cooperatives and cooperative types affect the quality of the internal control system of cooperatives. This study uses a cooperative size and type of cooperatives as independent variables and the quality of the internal control system as the dependent variable. Cooperative size seen from the number of
turnover per year owned. Based on the turnover, the size of the cooperative is divided into a large cooperative, medium, and small. While the types of cooperatives are distinguished based on common activities and economic interests, so that cooperatives can be divided into five types, namely, consumer cooperatives, savings and loan cooperatives, producer cooperatives, service cooperatives, and cooperative marketing. The population in this study were all located in the district cooperative Purworejo. Selection of a sample of 75 cooperatives using random sampling method. Hypothesis testing performed by descriptive statistical analysis and twoway ANOVA method. Statistical test results showed that the size of the cooperatives and cooperative type does not affect the quality of internal control systems. Testing of internal control system based on the size of cooperatives obtained F value 1.087 with a significance of 0.343 (above 0.05) it was concluded there was no difference in quality between the cooperative system of internal control large, medium, and small. Testing for the internal control system based on the types of cooperatives obtained with a significance value of 0.635 F 0.533 (above 0.05) it was concluded there was no difference in the quality of internal control system as seen from the types of cooperatives.
Key words: Accounting, Cooperatives, Internal control, Governance.

PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Perkembangan perekonomian nasional yang dihadapi dunia usaha termasuk koperasi dan usaha kecil menengah saat ini sangat cepat dan dinamis. Koperasi merupakan salah satu bentuk badan usaha yang sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia yang pantas untuk ditumbuhkembangkan sebagai badan usaha penting dan bukan sebagai alternatif terakhir (Arman D. Hutasuhut, 2001).
Pemerintah secara tegas menetapkan bahwa dalam rangka pembangunan nasional dewasa ini, koperasi harus menjadi tulang punggung dan wadah perekonomian rakyat. Kebijaksanaan pemerintah ini sesuai dengan Undang- Undang Dasar 1945 pasal 33 ayat 1 yang menyatakan bahwa perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan. Dalam penjelasan Undang-Undang Dasar 1945 tersebut dijelaskan bahwa bangun usaha yang sesuai adalah koperasi (www.depkop.go.id).
Koperasi harus tampil sebagai organisasi yang dapat membentuk kekuatan ekonomi bersama-sama untuk mencapai tingkat kesejahteraan yang lebih baik bagi anggotanya. Akan tetapi dalam perkembangannya ada berbagai permasalahan yang dihadapi oleh koperasi, misalnya dalam segi pembiayaan dan permodalan masih sulitnya koperasi dan UKM untuk mengakses lembaga keuangan (perbankan) mengingat syarat yang ditetapkan cukup berat terutama masalah jaminan/agunan dan syarat lainnya. Persoalan lain seperti adanya keterbatasan sumber daya manusia, sarana/prasarana yang memadai yang dimiliki oleh koperasi (www.kalteng.go.id).
Persoalan ini mengharuskan koperasi untuk melakukan upaya demi menstabilkan atau lebih meningkatkan eksistensi usahanya. Agar dapat bertahan dan mampu bersaing dengan lembaga keuangan lainnya, maka koperasi tersebut harus dapat menentukan suatu kebijakan dan strategi yang terus dikembangkan dan ditingkatkan. Salah satu kebijakan yang dapat diambil untuk membantu pengembangan koperasi adalah dengan meningkatkan efektifitas sistem pengendalian intern.
Sistem pengendalian intern yaitu suatu sistem yang meliputi struktur organisasi, metode, dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen (Mulyadi, 2002). Menurut Standar Akuntansi Seksi 319 paragraf 06 dikemukakan bahwa pengendalian internal adalah suatu proses yang dijalankan dewan komisaris, manajemen, dan personel lain entitas yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: 1) keandalan laporan keuangan, 2) efektivitas dan efisiensi operasi, 3) kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.
Setiap perusahaan pasti memiliki sistem pengendalian dalam menjalankan usahanya, dimana sistem tersebut disesuaikan dengan keadaan dan kondisi masing-masing perusahaan karena jenis dan bentuk perusahaan yang berbedabeda. Dalam penelitian ini, sistem pengendalian intern pada koperasi menarik untuk diteliti sebab sistem pengendalian intern merupakan alat kontrol untuk memastikan bahwa kinerja koperasi benar-benar diawasi. Sistem pengendalian intern merupakan hal yang paling penting dalam suatu perusahaan. Tanpa adanya sistem ini, maka akan sering terjadi kecurangan yang akan merugikan perusahaan itu sendiri.
Di dalam Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK - ETAP) juga dijelaskan tentang perlunya pengendalian intern dalam suatu perusahaan. Penggunaan SAK ETAP diharapkan perusahaan kecil, menengah, mampu untuk menyusun laporan keuangannya sendiri dan dapat diaudit sehingga dapat menggunakan laporan keuangannya untuk mendapatkan dana untuk pengembangan usaha. Perusahaan yang menggunakan SAK ETAP harus secara eksplisit menyatakan secara penuh atas kepatuhan terhadap SAK ETAP dalam catatan laporan keuangan sehingga pengendalian intern suatu perusahaan sangat diperlukan untuk menjaga diterapkannya peraturan tersebut dengan baik.
Koperasi sebagai organisasi di bidang ekonomi dan sosial sangat rawan terhadap risiko kerugian. Kerawanan tersebut dapat bersumber dari unsur intern maupun ekstern. Unsur-unsur intern seperti adanya sifat manusia yang curang, ambisi, malas, ceroboh, mau menang sendiri, sekongkol, atau bisa juga seperti harta kekayaan koperasi yang relatif besar nilainya sehingga perlu diamankan. Sedangkan unsur-unsur extern seperti adanya pihak-pihak atau oknum yang kurang menyukai kegiatan usaha koperasi karena persaingan atau faktor-faktor lain atau mungkin juga adanya kecenderungan dari oknum anggota koperasi yang ingin mendahulukan kepentingannya dengan cara memanfaatkan kelemahan manajemen koperasi (Tulus Tambunan, 2008).
Sistem pengendalian intern yang tidak dilakukan dengan baik dapat menimbulkan kecurangan dalam organisasi. Salah satu buktinya yaitu penelitian yang dilakukan oleh Coe dan Ellis (1991). Ia melakukan penelitian yang dirancang untuk mengidentifikasi kelemahan dalam pengendalian internal di lembaga negara, lokal dan nirlaba. Setelah diperiksa di North Carolina terdapat 127 kasus kejahatan keuangan dan dilaporkan ada jenis kontrol yang tidak di tempat atau yang tidak bekerja dengan baik.
Beberapa penelitian tentang sistem pengendalian intern telah banyak dilakukan, seperti Mida Siti Hamidah (2003) melakukan penelitian dengan menggunakan metode studi kasus pada Divisi Atelir PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. Berdasarkan penelitiannya diperoleh hasil bahwa melalui pengendalian internal yang efektif berperan dalam menunjang efektivitas pembayaran gaji.
Hiro Tugiman (2000) melakukan penelitian terhadap 102 BUMN/D. Hasil penelitian membuktikan secara kuantitatif pengaruh pengendalian internal dalam rangka pencapaian kinerja organisasi. Pengaruh pengendalian internal terhadap kinerja perusahaan menunjukkan angka yang paling besar bila dibandingkan dengan pengaruh manajer puncak, auditor internal, manajer produksi, dan manajer keuangan.
Sistem pengendalian intern di dalam koperasi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Misalnya saja ukuran koperasi. Ukuran koperasi dapat dilihat dari jumlah omzet per tahunnya. Koperasi yang berskala besar memiliki omzet yang besar pula. Oleh sebab itu, koperasi besar memiliki kemungkinan yang besar untuk menerapkan sitem pengendalian intern yang lebih baik daripada koperasi yang berukuran kecil. Faktor lain yang dapat mempengaruhi sistem pengendalian intern pada koperasi yaitu jenis koperasinya. Jenis koperasi dibedakan berdasarkan kesamaan kegiatan dan kepentingan ekonomi anggotanya. Berdasarkan perbedaan tersebut, tiap-tiap jenis koperasi dapat membedakan cara pengawasan/pengendalian internnya.
Di Indonesia, penelitian mengenai pengaruh ukuran koperasi dan jenis koperasi terhadap sistem pengendalian intern belum pernah diteliti. Hanya saja penelitian ini mengacu pada langkah penelitian yang dilakukan John B. Duncan (1999) yang menguji pengaruh ukuran organisasi nirlaba (gereja) dan tipe organisasi nirlaba (gereja) yang berada di Amerika Serikat. Pada penelitian John dihasilkan bahwa ukuran dan tipe organisasi berpengaruh terhadap sistem pengendalian internnya. Pada penelitian kali ini mencoba untuk melakukan penelitian pada objek yang berbeda yaitu pada koperasi. Apakah ukuran koperasi dan jenis koperasi juga berpengaruh terhadap sistem pengendalian internnya.
Penelitian tentang pengendalian intern pada koperasi juga belum banyak diteliti. Tidak seperti biasanya yang kebanyakan penelitian tentang pengendalian intern dilakukan di BUMN/D atau perusahaan manufaktur. Penelitian pada koperasi jarang dilakukan karena koperasi sering dianggap sebagai organisasi kecil yang tidak begitu memerlukan pengendalian intern. Tetapi sekarang koperasi banyak diminati oleh masyarakat karena fungsinya yang dapat memberikan pinjaman kredit bagi masyarakat serta fungsi-fungsi lain yang banyak menguntungkan anggotanya.

Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, dalam penelitian ini dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1.      Apakah ukuran koperasi berpengaruh terhadap kualitas sistem pengendalian intern pada koperasi-koperasi di Purworejo.
2.      Apakah jenis koperasi berpengaruh terhadap kualitas sistem pengendalian intern pada sejumlah koperasi di Purworejo.

Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menguji apakah ukuran koperasi dan jenis koperasi berpengaruh atau tidak terhadap kualitas sistem pengendalian intern yang diterapkan beberapa koperasi di Purworejo.


Nama                     : Randi Nurprastyo    
NPM/ Kelas          : 25211848/2EB09
Fak./Jurusan          : Ekonomi/Akuntansi
Tahun                    : 2012

0 komentar:

Posting Komentar