Review 4 : Penutup
Pengaruh
Ukuran Koperasi Dan Jenis Koperasi
Terhadap
Kualitas Sistem Pengendalian Intern
(Studi Kasus Pada Koperasi Di Purworejo )
Oleh :
Astri Ken Palupi
Anis Chariri, S.E., M.Com, Ph.D., Akt
Fakultas Ekonomi Undip
HASIL
DAN PEMBAHASAN
Deskripsi
Objek Penelitian
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
koperasi-koperasi yang ada di Kabupaten Purworejo. Cara yang dilakukan untuk
mengumpulkan data yaitu dengan menyebarkan kuesioner kepada sejumlah koperasi
tersebut. Kuesioner tersebut ditujukan kepada manajer atau pengurus koperasi.
Berikut tabel jumlah pengambilan sampel koperasi yang dikirim, jumlah kembali,
dan sampel yang dapat digunakan untuk penelitian:
Berdasarkan tabel di atas, jumlah kuesioner yang
dikirimkan dan yang kembali sebanyak 75
sampel, pada tingkat prosentasi 100%. Berarti jumlah
kuesioner
yang disebar dapat dikumpulkan semua. Jumlah 75 sampel ini juga
sudah
memenuhi ketentuan jumlah sampel yang dapat digunakan untuk
pengolahan
data.
Uji
Validitas dan Reliabilitas
Uji
validitas digunakan untuk menguji sejauh mana ketepatan alat ukur dapat
mengungkapkan konsep gejala/kejadian yang diukur. Pengujian validitas dilakukan
dengan menggunakan analisis korelasi product moment yang terkoreksi (corrected
item-total correlation).
Hasil
tersebut menunjukkan masing-masing item penyusun konstruk variabel menunjukkan
nilai corrected item total correlation yang berada diatas nilai r tabel
untuk n = 75 uji dua arah yaitu 0,191. Dengan demikian, item-item pada
masing-masing konsep variabel tersebut layak digunakan sebagai alat ukur dalam
pengujian statistik. Uji reliabilitas digunakan untuk menguji sejauh mana
keandalan suatu alat pengukur untuk dapat digunakan lagi untuk penelitian yang
sama. Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan
rumus Alpha. Pengujian validitas instrumen dilakukan seluruh sampel penelitian.
Hasil pengujian reliabilitas untuk masing-masing variabel yang diringkas pada
tabel 3 berikut ini:
Hasil
tersebut menunjukkan masing-masing variabel menunjukkan nilai Alpha yang berada
diatas nilai 0,6. Dengan demikian, masing-masing konsep variabel tersebut
adalah reliabel sehingga layak digunakan sebagai alat ukur dalam pengujian
statistik.
Statistik
Deskriptif
Penelitian
ini menggunakan variabel Sistem Pengendalian Internal (SPI) yang diukur dengan
menggunakan empat dimensi yaitu umum, penerimaan kas, pengeluaran kas, dan
praktik rekonsiliasi. Gambaran mengenai variabel-variabel penelitian, disajikan
dalam tabel statistik deskriptif. Skala dari masing-masing dimensi variabel
penelitian diukur dengan menggunakan 2 skala (Ya / Tidak) dimana variabel umum
terdiri dari 7 item dimensi penerimaan kas yang digunakan ada 12 item,
pengeluaran kas terdiri dari 11 item dan praktik rekonsiliasi terdiri dari 8
item. Berdasarkan tabel 4 diatas dapat disajikan hasil statistik deskriptif
tentang variabel-variabel penelitian sebagai berikut:
1. Umum
Skala
pengukuran sub variabel umum terdiri dari 7 item pertanyaan. Jawaban yang
diberikan responden mempunyai kisaran teoritis bobot jawaban antara 7 – 14
dengan rata-rata teoritis sebesar 10,5. Hasil jawaban empiris penelitian ini
memiliki nilai rata-rata jawaban sebesar 11,81 dan standar deviasi 1,69
menunjukkan bahwa koperasi secara umum memiliki sistem pengendalian internal
umum ketaatan yang cukup bagus karena memiliki skor rata-rata empirik yang
lebih besar dari median teoritisnya.
2. Penerimaan
Kas
Skala
pengukuran sub variabel penerimaan kas terdiri dari 12 item pertanyaan. Jawaban
yang diberikan responden mempunyai kisaran teoritis bobot jawaban antara 12 –
24 dengan rata-rata teoritis sebesar 18. Hasil jawaban empiris penelitian ini
memiliki nilai rata-rata jawaban sebesar 21,52 dan standar deviasi 2,08
menunjukkan bahwa koperasi secara umum memiliki sistem pengendalian internal
penerimaan kas yang cukup baik.
3. Pengeluaran
Kas
Skala
pengukuran sub variabel penerimaan kas terdiri dari 11 item pertanyaan. Jawaban
yang diberikan responden mempunyai kisaran teoritis bobot jawaban antara 11 –
22 dengan rata-rata teoritis sebesar 16,5. Hasil jawaban empiris penelitian ini
memiliki nilai rata-rata jawaban sebesar 19,35 dan standar deviasi 2,16
menunjukkan bahwa koperasi secara umum memiliki sistem pengendalian internal
pengeluaran kas yang cukup bagus karena memiliki skor rata-rata empirik yang
lebih besar dari median teoritisnya.
4. Praktik
Rekonsiliasi
Skala
pengukuran sub variabel praktik rekonsiliasi terdiri dari 8 item pertanyaan.
Jawaban yang diberikan partisipan mempunyai kisaran teoritis bobot jawaban
antara 8 – 16 dengan rata-rata teoritis sebesar 12. Hasil jawaban empiris
penelitian ini memiliki nilai rata-rata jawaban sebesar 14,01 dan standar
deviasi 1,63 menunjukkan bahwa koperasi secara umum memiliki sistem
pengendalian internal praktik rekonsiliasi yang bagus karena memiliki skor
rata-rata empirik yang lebih besar dari median teoritisnya.
Hasil
pengujian normalitas dengan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov yang tersaji
pada tabel di atas memperlihatkan bahwa besarnya nilai signifikansi lebih besar
dari 0,05 yaitu sebesar 0,070, sehingga dapat disimpulkan bahwa data variabel
sistem pengendalian intern berdistribusi normal. Dengan demikian analisa
hipotesis dalam penelitian ini menggunakan alat analisis Anova.
·
Pengujian Hipotesis
Untuk
menguji hipotesis penelitian ini akan dilakukan dengan menggunakan uji Anova 2
arah. Analisis ini dilakukan karena penelitian dilakukan dengan menggunakan dua
variabel bebas yang bersifat nominal (non metric). Hasil penelitian diperoleh
sebagai berikut:
·
Pengaruh Ukuran Koperasi terhadap Sistem
Pengendalian Intern Koperasi
Sistem
pengendalian intern koperasi diukur dengan menggunakan 38 item pertanyaan yang
terbagi dalam 4 kontrol, yang meliputi: umum, penerimaan kas, pengeluaran kas,
dan praktik rekonsiliasi. Sedangkan ukuran koperasi dalam penelitian ini
terbagi atas koperasi berukuran besar, menengah, dan kecil.
Hasil
uji homogenitas dengan Lavene test dapat diketahui bahwa nilai signifikansi
sebesar 0,136. Nilai tersebut lebih besar dari 0,05. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa varians data penelitian tersebut homogen. Dari hasil uji two
way anova yang tersaji pada tabel 6 dapat diketahui bahwa nilai F pada
perbandingan SPI berdasarkan ukuran koperasi menunjukkan nilai F sebesar 1,087
dengan signifikansi sebesar 0,343. Dengan signifikansi di Ukuran Mean Std.
Deviasi Kecil 66.5094 5.68271 Menengah 65.5455 5.24144 Besar 68.7273 3.03615 F
1.087 Sig 0.343 Tidak signifikan Lavene Test p = 0,136 Homogen atas 0,05 maka
dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan kualitas pengendalian intern
yang dilihat dari ukuran koperasi (besar, menengah, dan kecil). Dengan demikian
hipotesis ditolak.
·
Pengaruh Jenis Koperasi terhadap
Sistem Pengendalian Intern Koperasi
Jenis
koperasi dalam penelitian ini terbagi atas tiga koperasi yaitu koperasi konsumen,
koperasi simpan pinjam, dan koperasi produsen.
Hasil
uji homogenitas dengan Lavene test dapat diketahui bahwa nilai signifikansi
sebesar 0,078. Nilai tersebut lebih besar dari 0,05. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa varians data penelitian tersebut homogen. Dari hasil uji two
way anova yang tersaji pada tabel 7 dapat diketahui bahwa nilai F pada
perbandingan SPI berdasarkan jenis koperasi menunjukkan nilai F sebesar 0,635
dengan signifikansi sebesar 0,533. Dengan signifikansi di atas 0,05 maka dapat
disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan kualitas pengendalian intern yang
dilihat dari jenis koperasi (koperasi konsumen, koperasi simpan pinjam dan
koperasi produsen). Dengan demikian hipotesis ditolak.
·
Pengaruh Ukuran Koperasi terhadap
Sistem Pengendalian Intern Umum
Sistem
pengendalian intern umum koperasi diukur dengan menggunakan 7 item pertanyaan.
Sedangkan ukuran koperasi dalam penelitian ini terbagi atas koperasi berukuran
besar, menengah, dan kecil. Hasil pengujian perbandingan sistem pengendalian
intern koperasi aspek umum berdasarkan ukuran koperasi diperoleh sebagai
berikut:
Pembahasan
Pengaruh Ukuran Koperasi terhadap Sistem
Pengendalian Intern Koperasi
Hipotesis 1 dalam
penelitian ini menyatakan bahwa ukuran koperasi berpengaruh positif terhadap
sistem pengendalian intern koperasi. Namun demikian berdasarkan hasil
perhitungan dengan menggunakan program SPSS diperoleh hasil bahwa nilai F
sebesar (1,087) dengan signifikansi sebesar 0,343 (lebih besar dari 0,05),
sehingga dapat dikatakan bahwa ukuran koperasi tidak berpengaruh signifikan
terhadap sistem pengendalian internnya. Hasil penelitian ini juga tidak diperoleh
adanya perbedaan aspek-aspek pengendalian yang digunakan oleh koperasi kecil,
menengah, maupun koperasi besar. Sehingga hipotesis 1 ditolak. Tidak adanya
perbedaan yang signifikan umumnya didukung oleh adanya penerapan SPI umum,
penerimaan kas, pengeluaran kas, dan praktik rekonsiliasi yang tidak jauh
berbeda pada koperasi besar, koperasi menengah, maupun koperasi kecil. Secara
teoritis, untuk memecahkan masalah yang timbul akibat kompleksnya transaksi
yang ada sangat dibutuhkan sistem pengendalian intern. Dengan semakin besarnya
ukuran koperasi maka kualitas sistem pengendalian intern yang digunakan juga
akan semakin baik dan terkontrol. Namun demikian dari hasil pengujian diperoleh
tidak dapat membuktikan adanya perbedaan kualitas pengendalian intern dilihat
dari ukuran koperasi, sehingga dapat dikatakan bahwa kualitas pengendalian
intern yang diterapkan oleh koperasi yang berukuran kecil, menengah maupun
besar cenderung sama. Dengan kata lain menunjukkan bahwa ukuran koperasi tidak
mampu mempengaruhi kualitas sistem pengendalian intern koperasi. Hasil
penelitian ini tidak konsisten dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan
oleh Duncan (1999) yang mendapatkan bahwa ukuran besar kecilnya organisasi
(gereja) mempengaruhi sistem pengendalian intern gereja tersebut. Tetapi dalam
penelitian pada koperasi ini, menunjukkan yang sebaliknya, yaitu ukuran
koperasi tidak mempengaruhi sistem pengendalian internnya. Koperasi yang
memiliki modal besar, belum tentu akan menjamin sistem pengendalian yang baik.
Tanpa adanya manajemen sistem yang baik, maka belum menjamin sistem
pengendalian internnya juga akan lebih baik daripada koperasi yang berukuran
lebih kecil.
·
Pengaruh Jenis Koperasi terhadap
Sistem Pengendalian Intern Koperasi
Berdasarkan
hasil pengujian diperoleh nilai F sebesar 0,635 dengan signifikansi 0,533 (>
0,05), sehingga dikatakan bahwa jenis koperasi tidak berpengaruh signifikan
terhadap sistem pengendalian internnya. Berdasarkan hasil pengujian juga tidak
menunjukkan adanya perbedaan kualitas pengendalian intern baik umum, penerimaan
kas, pengeluaran kas maupun praktik rekonsiliasi dilihat dari jenis usaha
koperasi. Sehingga dapat dikatakan bahwa kualitas pengendalian intern yang
diterapkan oleh koperasi konsumen, simpan pinjam, maupun koperasi produsen
cenderung sama. Dengan kata lain bahwa jenis usaha koperasi tidak mampu
mempengaruhi kualitas sistem pengendalian intern koperasi. Oleh sebab itu,
hipotesis 2 ditolak. Alasan atas tidak adanya perbedaan sistem pengendalian
intern berdasarkan jenis koperasi adalah bahwa berdasarkan Peraturan Menteri
Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Nomor 21 Tahun 2008, tiap pendirian
koperasi memang telah diberikan adanya ketentuan untuk memiliki sistem pengendalian
intern dan telah diberikan pedoman untuk melakukan pengawasan koperasi sehingga
menajemen koperasi juga berupaya untuk memenuhinya. Hasil penelitian ini tidak
konsisten dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Duncan (1999)
yang mendapatkan bahwa jenis organisasi (gereja) mempengaruhi sistem
pengendalian intern gereja tersebut. Namun dala penelitian pada koperasi ini,
menunjukkan bahwa jenis koperasi tidak mempengaruhi sistem pengendalian
internnya.
SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN
Simpulan
Dari hasil analisis data dapat diperoleh kesimpulan
sebagai berikut:
1. Diketahui
bahwa tidak ada perbedaan kualitas pengendalian intern baik umum, penerimaan
kas, pengeluaran kas maupun praktik rekonsiliasi dilihat dari ukuran koperasi
(besar, menengah, dan kecil).
2. Diketahui bahwa tidak ada perbedaan kualitas
pengendalian intern baik umum, penerimaan kas, pengeluaran kas maupun praktik
rekonsiliasi dilihat dari jenis usaha koperasi (koperasi simpan pinjam,
koperasi konsumen, koperasi produsen dan koperasi pemasaran, dan koperasi
jasa).
Keterbatasan
Penelitian
ini memiliki keterbatasan yaitu:
1. Variabel
yang diamati dalam penelitian ini terbatas hanya pada ukuran koperasi dan jenis
koperasi. Sedangkan mungkin banyak variabel lain yang mungkin berpengaruh pada
sistem pengendalian intern.
2. Penelitian
ini hanya dilakukan di salah satu daerah saja, yaitu Purworejo. Hal ini belum
dapat mewakili kondisi seluruh koperasi di Indonesia.
Saran
Saran-saran yang dapat
diberikan sebagai tindak lanjut dari hasil penelitian adalah penelitian
selanjutnya dapat mengembangkan model dengan mencari variabel yang
mempengaruhi kualitas pengendalian intern dengan mencari faktorfaktor lainnya
yang dianggap penting untuk dianalisis yang merupakan salah satu determinan
potensial yang mempengaruhi kualitas pengendalian intern. Selain itu pada
penelitian mendatang diharapkan dapat menggunakan alat analisis lain untuk mengetahui
besarnya pengaruh masing-masing variabel terhadap kualitas sistem pengendalian
intern.
DAFTAR
PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi.
1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: PT. Rineka
Cipta
Arman, D, Hutasuhut.
2001. Manajemen Koperasi Menuju Kewirausahaan
Koperasi, Jurnal Ilmiah
Manajemen Bisnis, Vol.01, 01, Oktober,
http://www.jurnalilmiah.or.id
Duncan, John B., Dale
L. Flesher, and Morris H.Stocks. 1999. Internal Control
System in US Churches:
An Examination of the effects of church size and
denomination on system
of internal control. Accounting, Auditing &
Accountability Journal,
Vol. 12, No. 2, pp. 142-163
Ghozali, Imam. 2006. Analisis
Multivariat dengan Program SPSS. Semarang:
Badan Penerbit
Universitas Diponegoro
http://www.kalteng.go.id.
Permasalahan Koperasi. Diakses pada tanggal 15 Juli
2009
Ikatan Akuntansi
Indonesia. 2002. Standar Profesional Akuntan Publik, IAI-KAP.
Jakarta: Salemba Empat
Ikatan Notaris
Indonesia. 2005. Himpunan Peraturan Perundang-undangan di
Bidang Kelembagaan
Koperasi. Jakarta
Kartasapoetra,G.,dkk.
2001. Koperasi Indonesia. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Kementrian Koperasi Dan
UKM. 2006. Perkoperasian. World Wide Web:
http://www.depkop.go.id.
Diakses pada tanggal 17 Juli 2009
Mulyadi. 2002. Auditing
1: Edisi 6. Jakarta: Salemba Empat
Mursalim. 2005. Income
Smoothing dan Motivasi Investor: Studi Empiris pada
Investor di Bursa Efek
Jakarta. Simposium Nasional Akuntansi VIII, IAI,
September. Solo
Sekaran, Uma. 2009. Metodologi
Penelitian Untuk Bisnis. Jakarta: Salemba
Empat
Singarimbun, Masri dan
Sofian Effendi. 1995. Metode Penelitian Survei. Jakarta:
PT Pustaka LP3ES
Indonesia
Sugiyono. 2004. Metode
Penelitian Bisnis Edisi Kelima. Bandung: CV. Alfabeta
Scott, William R.,
1997. Financial Accounting Theory. New Jersey: Prentice-Hall,
Inc
Tambunan, Tulus Tahi
Hamonangan (2008). Prospek Perkembangan Koperasi di
Indonesia ke Depan:
Masih Relevankah Koperasi di dalam Era
Modernisasi Ekonomi?,
hasil penelitian dosen, Fakultas Ekonomi
Universitas
Trisakti, Agustus. Jakarta
Nama : Randi
Nurprastyo
NPM/ Kelas : 25211848/2EB09
Fak./Jurusan : Ekonomi/Akuntansi
Tahun : 2012
0 komentar:
Posting Komentar