Review 2 : Abstrak, Pendahuluan
Pengaruh
Ukuran Koperasi Dan Jenis Koperasi
Terhadap
Kualitas Sistem Pengendalian Intern
(Studi Kasus Pada Koperasi Di Purworejo )
Oleh :
Astri Ken Palupi
Anis Chariri, S.E., M.Com, Ph.D., Akt
Fakultas Ekonomi Undip
ABSTRACT
The
purpose of this study was to determine whether the size of cooperatives and
cooperative types affect the quality of the internal control system of
cooperatives. This study uses a cooperative size and type of cooperatives as
independent variables and the quality of the internal control system as the
dependent variable. Cooperative size seen from the number of
turnover
per year owned. Based on the turnover, the size of the cooperative is divided
into a large cooperative, medium, and small. While the types of cooperatives
are distinguished based on common activities and economic interests, so that
cooperatives can be divided into five types, namely, consumer cooperatives,
savings and loan cooperatives, producer cooperatives, service cooperatives, and
cooperative marketing. The population in this study were all located in the
district cooperative Purworejo. Selection of a sample of 75 cooperatives using
random sampling method. Hypothesis testing performed by descriptive statistical
analysis and twoway ANOVA method. Statistical test results showed that the size
of the cooperatives and cooperative type does not affect the quality of internal
control systems. Testing of internal control system based on the size of
cooperatives obtained F value 1.087 with a significance of 0.343 (above 0.05)
it was concluded there was no difference in quality between the cooperative
system of internal control large, medium, and small. Testing for the internal
control system based on the types of cooperatives obtained with a significance
value of 0.635 F 0.533 (above 0.05) it was concluded there was no difference in
the quality of internal control system as seen from the types of cooperatives.
Key
words: Accounting, Cooperatives, Internal control, Governance.
PENDAHULUAN
Latar
Belakang Masalah
Perkembangan perekonomian nasional yang dihadapi
dunia usaha termasuk koperasi dan usaha kecil menengah saat ini sangat cepat
dan dinamis. Koperasi merupakan salah satu bentuk badan usaha yang sesuai
dengan kepribadian bangsa Indonesia yang pantas untuk ditumbuhkembangkan
sebagai badan usaha penting dan bukan sebagai alternatif terakhir (Arman D.
Hutasuhut, 2001).
Pemerintah secara tegas menetapkan bahwa dalam
rangka pembangunan nasional dewasa ini, koperasi harus menjadi tulang punggung
dan wadah perekonomian rakyat. Kebijaksanaan pemerintah ini sesuai dengan
Undang- Undang Dasar 1945 pasal 33 ayat 1 yang menyatakan bahwa perekonomian disusun
sebagai usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan. Dalam penjelasan Undang-Undang
Dasar 1945 tersebut dijelaskan bahwa bangun usaha yang sesuai adalah koperasi
(www.depkop.go.id).
Koperasi harus tampil sebagai organisasi yang dapat
membentuk kekuatan ekonomi bersama-sama untuk mencapai tingkat kesejahteraan
yang lebih baik bagi anggotanya. Akan tetapi dalam perkembangannya ada berbagai
permasalahan yang dihadapi oleh koperasi, misalnya dalam segi pembiayaan dan permodalan
masih sulitnya koperasi dan UKM untuk mengakses lembaga keuangan (perbankan)
mengingat syarat yang ditetapkan cukup berat terutama masalah jaminan/agunan
dan syarat lainnya. Persoalan lain seperti adanya keterbatasan sumber daya
manusia, sarana/prasarana yang memadai yang dimiliki oleh koperasi (www.kalteng.go.id).
Persoalan ini mengharuskan koperasi untuk melakukan
upaya demi menstabilkan atau lebih meningkatkan eksistensi usahanya. Agar dapat
bertahan dan mampu bersaing dengan lembaga keuangan lainnya, maka koperasi
tersebut harus dapat menentukan suatu kebijakan dan strategi yang terus
dikembangkan dan ditingkatkan. Salah satu kebijakan yang dapat diambil untuk
membantu pengembangan koperasi adalah dengan meningkatkan efektifitas sistem pengendalian
intern.
Sistem pengendalian intern yaitu suatu sistem yang
meliputi struktur organisasi, metode, dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan
untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data
akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen
(Mulyadi, 2002). Menurut Standar Akuntansi Seksi 319 paragraf 06 dikemukakan bahwa
pengendalian internal adalah suatu proses yang dijalankan dewan komisaris, manajemen,
dan personel lain entitas yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai
tentang pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: 1) keandalan laporan keuangan,
2) efektivitas dan efisiensi operasi, 3) kepatuhan terhadap hukum dan peraturan
yang berlaku.
Setiap perusahaan pasti memiliki sistem pengendalian
dalam menjalankan usahanya, dimana sistem tersebut disesuaikan dengan keadaan
dan kondisi masing-masing perusahaan karena jenis dan bentuk perusahaan yang
berbedabeda. Dalam penelitian ini, sistem pengendalian intern pada koperasi
menarik untuk diteliti sebab sistem pengendalian intern merupakan alat kontrol
untuk memastikan bahwa kinerja koperasi benar-benar diawasi. Sistem
pengendalian intern merupakan hal yang paling penting dalam suatu perusahaan.
Tanpa adanya sistem ini, maka akan sering terjadi kecurangan yang akan
merugikan perusahaan itu sendiri.
Di dalam Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik (SAK - ETAP) juga dijelaskan tentang perlunya pengendalian
intern dalam suatu perusahaan. Penggunaan SAK ETAP diharapkan perusahaan kecil,
menengah, mampu untuk menyusun laporan keuangannya sendiri dan dapat diaudit
sehingga dapat menggunakan laporan keuangannya untuk mendapatkan dana untuk pengembangan
usaha. Perusahaan yang menggunakan SAK ETAP harus secara eksplisit menyatakan
secara penuh atas kepatuhan terhadap SAK ETAP dalam catatan laporan keuangan
sehingga pengendalian intern suatu perusahaan sangat diperlukan untuk menjaga
diterapkannya peraturan tersebut dengan baik.
Koperasi sebagai organisasi di bidang ekonomi dan
sosial sangat rawan terhadap risiko kerugian. Kerawanan tersebut dapat
bersumber dari unsur intern maupun ekstern. Unsur-unsur intern seperti adanya
sifat manusia yang curang, ambisi, malas, ceroboh, mau menang sendiri, sekongkol,
atau bisa juga seperti harta kekayaan koperasi yang relatif besar nilainya
sehingga perlu diamankan. Sedangkan unsur-unsur extern seperti adanya
pihak-pihak atau oknum yang kurang menyukai kegiatan usaha koperasi karena
persaingan atau faktor-faktor lain atau mungkin juga adanya kecenderungan dari
oknum anggota koperasi yang ingin mendahulukan kepentingannya dengan cara
memanfaatkan kelemahan manajemen koperasi (Tulus Tambunan, 2008).
Sistem pengendalian intern yang tidak dilakukan
dengan baik dapat menimbulkan kecurangan dalam organisasi. Salah satu buktinya
yaitu penelitian yang dilakukan oleh Coe dan Ellis (1991). Ia melakukan
penelitian yang dirancang untuk mengidentifikasi kelemahan dalam pengendalian
internal di lembaga negara, lokal dan nirlaba. Setelah diperiksa di North
Carolina terdapat 127 kasus kejahatan keuangan dan dilaporkan ada jenis kontrol
yang tidak di tempat atau yang tidak bekerja dengan baik.
Beberapa penelitian tentang sistem pengendalian
intern telah banyak dilakukan, seperti Mida Siti Hamidah (2003) melakukan
penelitian dengan menggunakan metode studi kasus pada Divisi Atelir PT
Telekomunikasi Indonesia Tbk. Berdasarkan penelitiannya diperoleh hasil bahwa
melalui pengendalian internal yang efektif berperan dalam menunjang efektivitas
pembayaran gaji.
Hiro Tugiman (2000) melakukan penelitian terhadap
102 BUMN/D. Hasil penelitian membuktikan secara kuantitatif pengaruh pengendalian
internal dalam rangka pencapaian kinerja organisasi. Pengaruh pengendalian
internal terhadap kinerja perusahaan menunjukkan angka yang paling besar bila
dibandingkan dengan pengaruh manajer puncak, auditor internal, manajer
produksi, dan manajer keuangan.
Sistem pengendalian intern di dalam koperasi dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor. Misalnya saja ukuran koperasi. Ukuran
koperasi dapat dilihat dari jumlah omzet per tahunnya. Koperasi yang berskala
besar memiliki omzet yang besar pula. Oleh sebab itu, koperasi besar memiliki
kemungkinan yang besar untuk menerapkan sitem pengendalian intern yang lebih
baik daripada koperasi yang berukuran kecil. Faktor lain yang dapat mempengaruhi
sistem pengendalian intern pada koperasi yaitu jenis koperasinya. Jenis
koperasi dibedakan berdasarkan kesamaan kegiatan dan kepentingan ekonomi
anggotanya. Berdasarkan perbedaan tersebut, tiap-tiap jenis koperasi dapat
membedakan cara pengawasan/pengendalian internnya.
Di Indonesia, penelitian mengenai pengaruh ukuran
koperasi dan jenis koperasi terhadap sistem pengendalian intern belum pernah
diteliti. Hanya saja penelitian ini mengacu pada langkah penelitian yang
dilakukan John B. Duncan (1999) yang menguji pengaruh ukuran organisasi nirlaba
(gereja) dan tipe organisasi nirlaba (gereja) yang berada di Amerika Serikat.
Pada penelitian John dihasilkan bahwa ukuran dan tipe organisasi berpengaruh
terhadap sistem pengendalian internnya. Pada penelitian kali ini mencoba untuk
melakukan penelitian pada objek yang berbeda yaitu pada koperasi. Apakah ukuran
koperasi dan jenis koperasi juga berpengaruh terhadap sistem pengendalian
internnya.
Penelitian tentang pengendalian intern pada koperasi
juga belum banyak diteliti. Tidak seperti biasanya yang kebanyakan penelitian
tentang pengendalian intern dilakukan di BUMN/D atau perusahaan manufaktur.
Penelitian pada koperasi jarang dilakukan karena koperasi sering dianggap
sebagai organisasi kecil yang tidak begitu memerlukan pengendalian intern.
Tetapi sekarang koperasi banyak diminati oleh masyarakat karena fungsinya yang
dapat memberikan pinjaman kredit bagi masyarakat serta fungsi-fungsi lain yang
banyak menguntungkan anggotanya.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
uraian di atas, dalam penelitian ini dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Apakah
ukuran koperasi berpengaruh terhadap kualitas sistem pengendalian intern pada
koperasi-koperasi di Purworejo.
2. Apakah
jenis koperasi berpengaruh terhadap kualitas sistem pengendalian intern pada
sejumlah koperasi di Purworejo.
Tujuan
Penelitian
Berdasarkan
rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan yang ingin dicapai
dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menguji apakah ukuran koperasi
dan jenis koperasi berpengaruh atau tidak terhadap kualitas sistem pengendalian
intern yang diterapkan beberapa koperasi di Purworejo.
Nama : Randi
Nurprastyo
NPM/ Kelas : 25211848/2EB09
Fak./Jurusan : Ekonomi/Akuntansi
Tahun : 2012
0 komentar:
Posting Komentar