Peran
Sektor Luar Negeri Pada Perekonomian Indonesia
Perdagangan antar negara
Perdagangan antar negara atau
sering disebut dengan persagangan internasional merupakan suatu kegiatan
pertukaran barang dan jasa antara satu negara dengan negara lain yang saling
menguntungkan kedua belah pihak.
Manfaat dari perdagangan internasional ini
adalah
1. Dapat
memperoleh barang yang tidak diproduksi di negeri sendiri
2. Memperoleh
keuntungan dari spesialisasi produksi bagi tiap-tiap negara
3. Memperluas
pasar hasil produksi
4. Meningkatkan
devisa
5. Meningkatkan
teknologi
Faktor-faktor yang mendorong
perdagangan internasional adalah
1. Untuk
memenuhi kebutuhan barang dan jasa di dalam negeri
2. Keinginan
untuk memperoleh keuntungan dan meningkatkan penerimaan negara
3. Adanya
perbedaan kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam mengolah
sumber daya ekonomi
4. Adanya
kelebihan kapasitas produksi dalam negeri sehingga perlu perluasan pasar untuk
menjual produk tersebut
5. Adanya
perbedaan kondisi di setiap negara sehingga menyebabkan perbedaan hasil
produksi dan adanya keterbatasan produksi
6. Adanya
kesamaan selera terhadap suatu barang
7. Keinginan
untuk menjalin kerjasama, hubungan politik, dan dukungan dari negara lain
Hambatan perdagangan
Hambatan perdagangan adalah regulasi
atau peraturan pemerintah yang membatasi perdagangan bebas.
Bentuk-bentuk hambatan
perdangangan antara lain:
1. Tarif
atau bea cukai. Tarif adalah pajak produk impor.
2. Kuota
membatasi banyak unit yang dapat diimpor untuk membatasi jumlah barang tersebut
di pasar dan menaikkan harga.
3. Subsidi
adalah bantuan pemerintah untuk produsen lokal. Subsidi dihasilkan dari pajak.
Bentuk-bentuk subsidi antara lain bantuan keuangan,pinjaman dengan bunga rendah
dan lain-lain.
4. Muatan
lokal.
5. Peraturan
administrasi.
6. Peraturan
antidumping.
Hambatan perdangan mengurangi
efisiensi ekonomi, karena masyarakat tidak dapat mengambil keuntungan dari
produktivitas negara lain. Pihak yang diuntungkan dari adanya hambatan
perdangan adalah produsen dan pemerintah. Produsen mendapatkan proteksi dari
hambatan perdagangan, sementara pemerintah mendapatkan penghasilan dari
bea-bea.
Argumen untuk hambatan perdangan
antara lain perlindungan terhadap industri dan tenaga kerja lokal. Dengan
tiadanya hambatan perdangan, harga produk dan jasa dari luar negeri akan
menurun dan permintaan untuk produk dan jasa lokal akan berkurang. Hal ini akan
menyebabkan matinya industri lokal perlahan-lahan. Alasan lain yaitu untuk
melindungi konsumen dari produk-produk yang dirasa tidak patut dikonsumsi, contoh:
produk-produk yang telah diubah secara genetika.
Di Indonesia, hambatan
perdagangan banyak digunakan untuk membatasi impor pertanian dari luar negeri
untuk melindungi petani dari anjloknya harga lokal.
NERACA PEMBAYARAN LUAR NEGERI INDONESIA
Neraca pembayaran (balance of
payment) adalah catatan transaksi antara penduduk suatu negara dengan
negara-negara lainnya. Terdapat 2(dua) jenis neraca pembayaran, yaitu : neraca
perdagangan dan neraca modal.
Transaksi berjalan (current
account), mencatat perdagangan barang dan jasa, termasuk pembayaran transfer.
Jasa termasuk pengangkutan, pembayaran royalti, dan pembayaran bunga. Jasa juga
termasuk pendapatan investasi neto, bunga dan keuntungan dari aset kita
dikurangi pendapatan pihak luar negeri dari aset yang dimilikinya di negara
lain. Pembayaran transfer terdiri dari pengiriman uang, hadiah dan bantuan.
Secara sederhana, neraca perdagangan (trade balance) berisi catatan perdagangan
barang.Dengan menambahkan transfer neto ke dalam neraca perdagangan, maka akan
mendapatkan sebuah transaksi berjalan.
Perhitungan sederhana neraca
pembayaran adalah bahwa setiap transaksi yang meningkatkan pembayaran oleh
suatu negara dihitung sebagai defisit dalam neraca pembayaran negara tersebut
untuk negara lain, impor mobil, pemberian kepada orang asing, pembelian lahan
di luar negeri, atau deposit yang ada di bank di luar negeri. Semuanya
merupakan item defisit.
Transaksi dalam neraca pembayaran
dapat dibedakan dalam dua macam transaksi.
1. Transaksi debit, yaitu
transaksi yang menyebabkan mengalirnya arus uang (devisa) dari dalam negeri ke
luar negeri. Transaksi ini disebut transaksi negatif (-), yaitu transaksi yang
menyebabkan berkurangnya posisi cadangan devisa.
2. Transaksi kredit adalah
transaksi yang menyebabkan mengalirnya arus uang (devisa) dari luar negeri ke
dalam negeri. Transaksi ini disebut juga transaksi positif (+), yaitu transaksi
yang menyebabkan bertambahnya posisi cadangan devisa negara.
Situasi neraca pembayaran selama
empat tahun pelaksanaan Repelita V secara umum tetap terkendali dalam batas-batas
yang wajar. Perkembangan neraca pembayaran tersebut sangat dipengaruhi oleh
perkembangan ekspor, impor dan arus modal luar negeri.
Sejak tahun 1988/89 sampai dengan
tahun keempat Repelita V nilai ekspor secara keseluruhan meningkat rata-rata
sebesar 15,5% per tahun, dari US$ 19,8 miliar pada tahun 1988/89 menjadi US$
35,3 miliar pada tahun 1992/93 (lihat Tabel V-1). Peningkatan pertumbuhan ini
terutama berasal dari laju pertumbuhan ekspor non migas yang meningkat
rata-rata 19,5% per tahun sehingga mencapai US$ 24,8 miliar pada tahun 1992/93.
Namun peningkatan laju pertumbuhan ekspor non migas yang pesat ini tidak
dibarengi dengan laju pertumbuhan ekspor minyak bumi dan gas alam cair. Selama
kurun waktu tersebut, ekspor minyak bumi dan gas alam cair masing-masing hanya
meningkat rata-rata sebesar 6,2% dan 11,8% per tahun, atau masing-masing
menjadi sebesar US$ 6,4 miliar dan US$ 4,1 miliar pada tahun 1992/93.
Sementara itu, peranan ekspor non
migas dalam nilai ekspor keseluruhan semakin mantap sehingga semakin mampu
berperan sebagai sumber penerimaan devisa utama. Dalam tiga tahun terakhir ini,
peranan ekspor non migas dalam nilai ekspor keseluruhan terus meningkat dari
54,6% pada tahun 1990/91 menjadi 64,0% pada tahun 1991/92 dan menjadi 70,3 %
pada tahun 1992/93.
Peranan Kurs Valuta
Asing pada Perekonomian Indonesia
Dalam pembayaran antar negara ada
suatu kekhususan yang tidak terdapat dalam lalu-lintas pembayaran luar negeri.
Sebab semua negara mempunyai mata uang atau valutanya sendiri, yang berlaku
sebagai alat pembayaran yang sah di dalam batas-batas daerah kekuasaan itu
sendiri, tetapi belum tentu mau diterima luar negeri. Jadi pembayaran antar
negara harus menyangkut lebih dari satu macam mata uang, yang harus
dipertukarkan satu sama lain dengan harga atau kurs tertentu. Hal inilah yang
membuat perdagangan dan pembayaran internasional menjadi perkara yang rumit,
maka dari itu dibuatlah alat pembayaran yang bisa digunakan oleh banyak negara
(antarnegara) atau disebut dengan alat pembayaran internasional, yakni valuta
asing.
Kurs valuta asing sering
diartikan sebagai banyaknya nilai mata uang suatu negara (rupiah misalnya) yang
harus dikeluarkan/ dikorbankan untuk mendapatkan satu unit nilai uang asing
(dollar misalnya). Sehingga dengan kata lain, jika kita gunakan contoh rupiah
dan dollar, maka kurs valuta asing adalah nilai tukar yang menggambarkan
banyaknya rupiah yang harus dikeluarkan untuk mendapatkan satu unit dollar
dalam kurun waktu tertentu. Kurs valuta asing adalah harga valuta asing, dinyatakan
dalam valuta sendiri. Misalnya US $ 1.00 = Rp. 10.000,-
Penentuan Kurs Valuta
Asing
Pada dasarnya ada tiga sistem
atau cara untuk menentukan tinggi-rendahnya kurs atau nilai tukar valuta asing:
Kurs tetap, karena dikaitkan
dengan emas sebagai standard atau patokannya.
Kurs bebas, yang dibentuk oleh
permintaan dan penawaran valuta asing di pasaran bebas, lepas dari kaitan
dengan emas. Dalam hal ini kurs bisa naik – turun dengan bebas. Dewasa ini
orang bicara tentang kurs mengambang (floating rates)
Kurs dibuat stabil berdasarkan
perjanjian internasional yaitu ditetapkan oleh pemerintah/bank sentral dalam
perbandingan tertentu dengan dollar atau emas sebagai patokan.
Akibat kurs yang tidak sesuai
Apabila mata uang suatu negara
dinilai terlalu tinggi dibandingkan dengan valuta lain (Kurs resmi lebih tinggi
daripada perbandingan daya beli yang sesungguhnya atau disebut over valued),
akibatnya ekspornya akan macet dan impornya didorong terlalu besar, sehingga
keseimbangan neraca pembayaran terancam.
Hal yang sebaliknya terjadi
apabila mata uang dinilai terlalu rendah atau under valued: apabila kurs resmi
terlalu rendah dibandingkan dengan daya belinya yang sesungguhnya, maka ekspor
akan bertambah besar, tetapi impor akan macet.
Dari pembahasan di atas, dapat
kita tarik kesimpulan bahwa peran valuta asing terhadap perekonomian di
indonesia adalah sangat penting. Karena valuta asing merupakan alat pembayaran
antar negara. Barang dan jasa yang diimpor itu harus dibayar. Untuk pembayaran
itu diperlukan valuta asing atau devisa (Foreign exchange), yaitu valuta (mata
uang) yang mau diterima oleh dunia internasional. Devisa itu kita peroleh dari
hasil ekspor (devisa umum) atau kredit bank luar negeri (devisa kredit).
Sumber:
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2012/03/peranan-kurs-valuta-asing-pada-perekonomian-indonesia/
http://zainal33.wordpress.com/2012/05/07/peran-sektor-luar-negeri-pada-perekonomian-indonesia/
0 komentar:
Posting Komentar